Tirtha Manik Bulan disebut Tirtha Sasih
(menurut Usana Bali) dan Soma-mreta (menurut Sulayang Geni). Pada halaman pura
ini terdapat pohon kelapa yang tingginya sudah lebih dari 20 m. Menurut
keterangan Jro Mangku Tunjung (alm), bahwa tumbuhnya kelapa ini adalah dari
upakara pependeman waktu ngenteg linggih tahun 1918. Sayangnya pohon kelapa yang dimaksud saat ini sudah tidak ada lagi, tinggal kenangan. Tirtha Sasih ini jika
ditinjau dari filosofis Agama Hindu dikatakan Tirtha Kundalini, menurut
penjelasan dari mantan P.H.D.I. Pusat Ida Pedanda Gede Wayan Sidemen (alm). Untuk mendapatkan sumber tirta manik bulan ini dari halaman pura agak menurun ke arah timur, medannya cukup berat, namun kalau ada niat pasti dapat dicapai. Sumber airnya jernih dan sejuk, cocok dijadikan sarana melukat. Kawasannya masih asri dan lestari, kondisi tanahnya lembat walaupun musim kering, itu artinya di kawasan ini banyak terdapat resapan air.
Konon perjalanan Ida Bhatara Danghyang Brahma mendaki puncak Bisbis melalui tempat ini. Pada saat
beliau tiba ditempat ini yang selanjutnya dibangun Kahyangan bernama Pura Manik
Bulan. Di tempat ini beliau meninggalkan busana kawikonnya serta membuang
peralatan Ciwa-krana (pewedaan) dengan bajranya. Bajra tersebut kini
dikeramatkan dijadikan arca prelingga, linggan Ida Bhatara Bajra Ciwa, disimpan
di Pura Pesimpenan Agung Lempuyang di Gunungsari. Setelah beliau meninggalkan
busana, maka beliau melanjutkan perjalanan kepuncak Bisbis. Kata bisbis berarti
penghabisan yang terakhir (moksa). Ida Dahyang Brahma benar-benar telah
meninggalkan keduniawian (nisbhawa sada). Sejak itu beliau berganti nama, lalu
bernama Danghyang Genijaya. Manik bulan simbul dari intisari kelembutan dan cinta kasih, terbebas dari pengaruh duniawi dan material. Ketika manusia sudah mampu memperkecil dan bahkan menghilangkan kemelekatan dengan dunia materi maka mulai saat itu pikiran manuisa sudah terbebas dari sifat dualitas.
Om Swastiastu, Senang hati tiang ketemu blog yang Bapak/Ibu buat dengan artikel-artikel nya yang sangat beda, tentunya sangat bermanfaat bagi titiang dan semeton Bali di seluruh dunia, selamat berkarya dan salam rahayu
BalasHapusOm Santi Santi Santi Om
| | | Rare Angon Nak Bali Belog | | |
terima kasih komentarnya, kalau mau menelusuri jalur ini bisa dibuktikan taksu yang dimiliki. Saya belum menuntaskan tulisan ini karena belum sempat merekam gambarnya.....tunggu sampai saaatnya tiba akan saya lengkapi dengan ulasan spiritualnya, semoga dapat diwujudkan
Hapus