Lebih lanjut kami terangkan, bahwa pada
tahun 1960 di Lempuyang Luhur dibangun Pelinggih Sanggar Agung Penunggal dan
Sanggar Agung Kembar yang terbuat dari pada batu merah. Kemudian bangunan
tersebut direhab serta dipindahkan ke arah timur, memakai bahan batu
putih yang didatangkan dari komplek Pura Luhur Uluwatu-Denpasar.
Berkenaan dengan adanya pelinggih
baru tersebut, maka pada tanggal 16 April 1989 diselenggarakan upacara
pemelaspasannya dan pada tanggal 21 April 1989 diselenggarakan Karya Agung
Ngenteg Linggih, serta pada upacara tersebut dihadiri oleh Bapak Gubernur
Kepala Daerah Tk. I Bali, Prof.Dr. Ida Bagus Oka. Sehubungan dengan itu, maka
Pura Purwayu dijadikan Pura Penataran Agung Lempuyang di Purwayu, yaitu tempat
untuk melaksanakan suatu kegiatan mengatur segala upakara yadnya yang akan
dipergunakan di Pura Lempuyang Luhur.
Sebenarnya pura ini sudah mengalami banyak perubahan, secara fisik wujud pura lebih baik, halaman pura lebih luas, namun taksu pura mengalami sedikit penurunan. Secara kasat mata dapat dilihat dengan bertebarannya warung-warung kecil disepanjang jalan dan halaman pura membuat panorama sekitarnya ternoda. Alangkah indahnya kalau pembangunan fisik lingkungan pura tidak sampai melupakan unsur kebersihan, pelesatrian lingkungan dan kesucian kawasan pada pura yang kita junjung tinggi.
Sebenarnya pura ini sudah mengalami banyak perubahan, secara fisik wujud pura lebih baik, halaman pura lebih luas, namun taksu pura mengalami sedikit penurunan. Secara kasat mata dapat dilihat dengan bertebarannya warung-warung kecil disepanjang jalan dan halaman pura membuat panorama sekitarnya ternoda. Alangkah indahnya kalau pembangunan fisik lingkungan pura tidak sampai melupakan unsur kebersihan, pelesatrian lingkungan dan kesucian kawasan pada pura yang kita junjung tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar