Translate

Senin, 12 September 2011

PURA LEMPUYANG LUHUR (PUNCAK BISBIS)



Pura ini diempon oleh desa Purwayu bersama dengan dusun Jumenang, kedesaan Bukit, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem. Pucak Bisbis atau Pucak Gunung Kembar sekarang disebut Lempuyang Luhur dan ciri khas pura disini terdapat tirtha pingit di dalam pohon bambu yang disebut dengan bambu-pring asoca kembar, yang maksudnya bahwa orang akan mendapatkan tirtha dari dalam bambu. Kalau ingin mendapatan tirtha di dalam bambu sesungguhnya agak sukar didapat,disamping harus menggunakan sarana banten dan sijin pemangku setempat juga bagi si pemohon harus  didasari dengan kesucian hati serta jnana dan yadnya yang tulus. Oleh karena itu tirtha tersebut dinamakan tirtha-pingit (atas penuturan Jro Mangku Tunjung alm). Menurut ucap Sulayang Geni, tirtha pingit ini dinamai tirtha-hima-hawa-mretha, tirthan Ida Bhatara Ciwa.

Lebih lanjut kami terangkan, bahwa pada tahun 1960 di Lempuyang Luhur dibangun Pelinggih Sanggar Agung Penunggal dan Sanggar Agung Kembar yang terbuat dari pada batu merah. Kemudian bangunan tersebut direhab serta dipindahkan ke arah timur, memakai bahan batu putih yang didatangkan dari komplek Pura Luhur Uluwatu-Denpasar.

Berkenaan dengan adanya pelinggih baru tersebut, maka pada tanggal 16 April 1989 diselenggarakan upacara pemelaspasannya dan pada tanggal 21 April 1989 diselenggarakan Karya Agung Ngenteg Linggih, serta pada upacara tersebut dihadiri oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah Tk. I Bali, Prof.Dr. Ida Bagus Oka. Sehubungan dengan itu, maka Pura Purwayu dijadikan Pura Penataran Agung Lempuyang di Purwayu, yaitu tempat untuk melaksanakan suatu kegiatan mengatur segala upakara yadnya yang akan dipergunakan di Pura Lempuyang Luhur.
Sebenarnya pura ini sudah mengalami banyak perubahan,  secara fisik wujud pura lebih baik, halaman pura lebih luas, namun taksu pura mengalami sedikit penurunan. Secara kasat mata dapat dilihat dengan bertebarannya warung-warung kecil disepanjang jalan dan halaman pura membuat panorama sekitarnya ternoda. Alangkah indahnya kalau pembangunan fisik lingkungan pura tidak sampai melupakan unsur kebersihan, pelesatrian lingkungan dan kesucian kawasan pada pura yang kita junjung tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar